Panduan Pengelolaan dan Pemanenan Hasil Hutan Bukan Kayu
Keywords:
hasil hutan bukan kayu, pengelolaan dan pemanenan, buah unggulanSynopsis
Buku “Panduan Pengelolaan dan Pemanenan Hasil Hutan Bukan Kayu” memberikan panduan komprehensif mengenai pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK), khususnya manggis dan durian di Desa Cengal, Desa Karacak, Kabupaten Bogor. Buku ini menyoroti pentingnya HHBK sebagai sumber pendapatan potensial yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, mendukung pelestarian lingkungan, dan menjaga keseimbangan ekologi.
Potensi ekonomi HHBK sangat besar terutama sebagai sumber pendapatan daerah, peningkatan gizi masyarakat dan pelestarian ekosistem. Namun pengelolaan HHBK menghadapi berbagai tantangan seperti kurangnya pengetahuan dan teknologi, terbatasnya akses pasar, dan pemanenan yang tidak berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan potensi hasil hutan non kayu diperlukan pemahaman menyeluruh mengenai ekosistem hutan penghasil buah dan penerapan strategi pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan.Buku ini juga menekankan pentingnya pendidikan, pelatihan masyarakat, dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
References
Birgantoro, B. A., dan Nurrochmat, D. R. 2007. Pemanfaatan sumberdaya hutan oleh masyarakat di KPH Banyuwangi Utara. Jurnal Manajemen Hutan Tropika. 13(3): 172 - 181.
Irawanti, S., Suka, A. P., Ekawati, S. 2012. Peranan kayu dan hasil hutan bukan kayu dari hutan rakyat pada pemilikan lahan sempit: kasus Kabupaten Pati. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 9(3): 113-125.
Kastaman, R. 2007. Analisis Sistem dan Strategi Pengembangan Futuristik Pasar Komoditas Manggis Indonesia. Bandung: Universitas Padjajaran Press.
Khairida. 2002. Pemasaran hasil buah pohon serbaguna dengan pola agroforestry di Propinsi Lampung [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Moko, H. 2008. Menggalakkan hasil hutan bukan kayu sebagai produk unggulan. Informasi Teknis. 6(2): 1 - 6.
Palmolina M. 2014. Peranan hasil hutan bukan kayu dalam pembangunan hutan kemasyarakatan di Perbukitan Menoreh (kasus di Desa Hargorejo, Kokap, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kehutanan. 8(2): 117 - 125.
Rachman, A. F. 2011. Penunjang Keputusan perencanaan pengembangan agroindustry manggis (Garcinia mangostana Linn) [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sakala, F. J., Nugroho, B., dan Nurrochmat, D. R. 2012. Strategi kebijakan pemasaran hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Seram bagian barat, Provinsi Maluku. Jurnal Analisis Kebijakan kehutanan. 9(1): 50 - 65.
Setyo. 2009. Analisis aliran perdagangan manggis Indonesia [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sobir dan Napitupulu, R. M., 2010. Bertanam Durian Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sudarmalik, Rochmayanto, Y., Purnomo. 2006. Peranan beberapa hasil hutan bukan kayu (HHBK) di Riau dan Sumatera Barat. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006: 199-219.
Suhendang, E. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Utami, N. W. 2008. Strategi Pengembangan Manggis (Garcinia mangostana L) di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Provinsi Sumatera Barat. [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Institut Petanian Bogor.
Wibowo, G. D. H. 2013. Analisis kebijakan pengelolaan hasil hutan bukan kayu (hhbk) di NTB dan NTT. Jurnal hukum dan Pembangunan. 43(2): 197-225.
